Monday, March 17, 2008

Adam Air Stop Penerbangan, Tiket Naik 300%

Mundurnya PT Global Transport Service (GTS) dan Bright Star Perkasa (BSP)--anak perusahaan Bhakti Investama--, yang memiliki saham 50% di perusahaan maskapai penerbangan PT Adam Sky Connection Airlines (Adam Air), tak hanya menimbulkan gonjang-ganjing di internal perusahaan itu. Tapi juga menyebabkan berhentinya penerbangan Adam Air se-Indonesia, termasuk Provinsi Bengkulu.
Dirut PT Adam Sky Connection Airlines, Adam Aditya Suherman usai rapat dengan Ditjen Perhubungan Udara Dephub kemarin kepada wartawan mengungkapkan kemungkinan pihaknya akan menghentikan operasinya mulai 21 Maret 2008. Penghentian operasi itu terkait dengan belum dibayarnya asuransi yang akan jatuh tempo 20 Maret 2008.
Kemungkinan tanggal 21 total berhenti beroperasi, ujar Dirut Adam Air, Adam Aditya Suherman.
Dijelaskannya, notice of cancellation dari pihak asuransi yang jatuh tempo pada 20 Maret 2008 belum dibayarkan. Padahal berdasarkan aturan penerbangan setiap penerbangan wajib diasuransikan. Ada kemungkinan mulai 20 Maret 2008 AdamAir akan menghentikan sementara kegiatan operasionalnya sampai ada keputusan dari para pemegang saham mengenai pembayaran premi asuransi, jelas Adam.
Ia juga membantah bahwa Adam Air sudah berhenti beroperasi kemarin. Terkait calon penumpang yang telah membeli tiket Adam Air, Adam menganjurkan agar mereka melakukan refund full tanpa dikenai biaya apapun baik melalui travel agen maupun kantor cabang perwakilan Adam Air di seluruh Indonesia.
Bagi mitra travel agen AdamAir dapat menarik lagi uang jaminannya di kantor cabang perwakilan AdamAir di seluruh Indonesia, ujarnya.
Bengkulu Hari Ini Stop
Jika Adam Suherman menegaskan bahwa penerbangan akan berhenti beroperasi sementara mulai 21 Maret, namun di Bengkulu, menurut Manajer Administrasi Adam Air Bengkulu Lukman Hakim, mulai hari ini jadwal penerbangan Adam Air dari Jakarta-Bengkulu atau Bengkulu-Jakarta akan stop sementara hingga 25 Maret 2008.
Kita stop sementara. Ini akibat anak perusahaan Bhakti Investama yang memiliki saham 50% mengundurkan diri. Walaupun surat resmi pengunduran itu belum diterima Dirut Adam Air Pak Adam Suherman, jelas Lukman Hakim.
Diakui Lukman, hingga kemarin pihaknya banyak mendapat komplin dari penumpang. Hal ini akibat pembatalan penerbangan padahal mereka sudah membeli tiket.
''Jumlahnya tak terlalu banyak. Lagipula sudah ada yang ditransit ke Lion atau Batavia Air,'' akunya.
Menurutnya, jika ada penumpang yang tak mau dipindahkan ke maskapai lain, seperti Lion, Sriwijaya dan Batavia, sesuai instruksi manajemen pusat, pihak Adam Air Bengkulu akan mengganti uang pembelian tiket secara penuh tanpa ada pemotongan.
Kami atas nama keluarga besar Adam Air minta maaf atas kondisi ini, katanya.
Lukman sendiri tak menyangka hal ini terjadi. Sejauh ini, menurutnya Dirut Adam Air dan jajaran tengah berjuang keras menyelamatkan perusahaan Adam Air yang telah menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Dirut kita, Pak Adam Suherman sedang berusaha meminta pemegang saham tak mundur. Soalnya maskapai ini potensinya sudah besar dan sudah dikenal masyarakat. Kita harapkan masalahnya bisa segera terselesaikan,ujarnya.
Bagaimana jika pemegang saham tetap mundur, dan tak ada investor lain?
Kemungkinan terburuknya 3.000 karyawan Adam Air, diantaranya 19 di Bengkulu, terpaksa dirumahkan (PHK, red). Untuk itu pihak Adam Air siap memberikan hal-hak karyawan berupa pesangon. Tapi kita masih optimis hal itu tak akan terjadi. Apalagi sejauh ini sudah ada perusahaan dari Timur Tengah yang siap menanamkan modalnya, kata Lukman.
Sekali lagi, terkait kejadian ini, dengan nada bergetar, Lukman Hakim dan jajarannya yang telah berjuang membesarkan Adam Air di Bengkulu, sehingga Adam Air menjadi pilihan utama masyarakat, meminta masyarakat memaklumi kondisi ini. Kami mohon maaf. Kami harap pelanggan setia Adam Air memaklumi kondisi ini, katanya.
Tiket Naik
Di sisi lain, akibat stopnya penerbangan Adam Air, selain tiket pesawat hingga tanggal 25 Maret penuh, harga tiket pun naik 300%. Bahkan ada tiket yang terpaksa dibeli penumpang jurusan Bengkulu-Jakarta seharga Rp 1 juta.
Mau gimana lagi, Adam Air sudah tak terbang lagi. Sedangkan penerbangan hingga tanggal 25 Maret dinyatakan full. Saya pun dapat setelah keliling ke agen. Akhirnya dapat tiket untuk penerbangan besok (hari ini, red) Rp 1 juta, keluh salah seorang penumpang tanpa mau menyebutkan namanya.
Datangi Kantor
Sementara itu, kemarin banyak penumpang Adam Air terlihat mendatangi Kantor Cabang Adam Air yang terletak di Jl S Parman Kota Bengkulu. Rata-rata mereka datang untuk meminta pertanggungjawaban tiket Adam Air yang sudah dibeli tapi ternyata tak jadi berangkat.
Seperti yang dialami Denis, warga keturunan Tionghoa itu memesan tiket Adam Air Jakarta-Bengkulu PP 15 Maret lalu. Rencananya dia akan pulang kemarin pukul 16.40 WIB. Tapi ketika dia berada di Bandara Fatmawati Soekarno, pesawat Adam Air penerbangan terakhir berangkat pukul 15.00 WIB meninggalkan dirinya.
Kalau begini saya dirugikan Mas. Kok bisa pesawat berangkat diluar jadwal yang ada. Sedangkan ini penerbangan terakhir Adam Air, sementara saya harusnya sudah balik ke Jakarta, keluhnya.
Menurut Denis, dia sudah melakukan komplain kepada pihak Adam Air. Namun penjelasannya yang dia dapatkan tidak begitu memuaskan.
Mereka mau bertanggungjawab. Tapi tidak bisa dialihkan dengan pesawat lainnya. Hanya saja tiket itu digantikan dengan nilainya semula. Itupun baru bisa diambilnya besok (hari ini,red),keluhnya.
Persoalan lain yang dihadapi Denis, walau hari ini dia mendapatkan uang ganti rugi, tapi ketika dia cek, ternyata jadwal penerbangan maskapai lain sudah penuh. Kalaupun ada harga tiket naik.
Tapi mau bagaimana lagi, daripada tak dapat apa-apa. Yang jelas saya kapok diperlakukan begini, keluhnya.
Hal serupa juga dialami 2 penumpang Adam Air lainnya, Rotua dan Tina. Keduanya sudah memesan tiket sejak tanggal 3 Maret lalu ke Jakarta untuk keberangkatan tanggal 19 Maret. Tapi kemarin, mereka ditelepon pihak Adam Air yang menyatakan bahwa penerbangan Adam Air hanya sampai batas tanggal 18 Maret. Namun ketika mereka konfirmasi dengan pemilik travel tempat Rotua dan Tina memesan tiket, dinyatakan penerbangan terakhir Adam Air 19 Maret. Ketika kita croscek ke Adam Air, ternyata penerbangan terakhir hari ini (kemarin, red). Kalau sudah beginikan repot, ungkap Rotua kesal.
Menurut Rotua, kondisi ini akan jauh berbeda jika konsumen yang salah.Akan banyak sekali potongan dari pihak Adam Air. Bahkan bisa-bisa tiket tidak bisa dikembalikan. Tapi kalau Adam Air yang salah konsumen harus memakluminya. Ini namanya tidak adil kalau begitu caranya. Solusi yang diberikan pihak Adam Air juga tidak jelas. Awalnya diperbolehkan dialihakan kepada pesawat lainnya.
Tapi buntut-buntutnya ternyata tidak. Sehingga mereka akan menawarkan untuk mengganti tiket dengan uang. Tapi kami ingin bagaimana caranya bisa sampai di Jakarta besok (hari ini, red). Sehingga uang yang ditawarkan belum kami terima, ujarnya dengan raut wajah penuh kecewa.
Sementara itu karyawan Adam Air, Weli ketika diminta konfirmasinya enggan berkomentar.Maaf Mas. Kami no comment dulu. Soalnya pimpinan yang berhak memberikan keterangan. Kita tidak ingin berpolemik, ujarnya.
Polisi Turun
Disisi lain, karena banyaknya konsumen yang komplain ke kantor Adam Air di Jl S Parman Kota Bengkulu, pihak Adam Air meminta bantuan 5 personil Polsek Gading Cempaka untuk menjaga kantor. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Kapolres Bengkulu AKBP Sutardjo melalui Kapolsek Gading Cempaka AKP Djoko Lestari SIK membenarkan soal pengamanan tersebut. Menurutnya, hal itu sesuai permintaan pihak Adam Air. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terkait pembatalan penerbangan Adam Air.
Hanya Satu Kali
Penerbangan Adam Air yang bisanya dua kali, pagi dan siang, kemarin hanya satu kali saja. Yaitu sekitar pukul 14.25 WIB.
Selain itu, pantauan BE, lokasi penjualan tiket Adam Air di Bandara Fatmawati terlihat tertutup. Tak ada satupun orang yang terlihat di dalam loket itu.
Rp 2,1 T Dinilai Raib
Anak perusahaan PT Bhakti Investama Tbk yang menguasai 50% saham Adam Air mempertanyakan hilangnya dana cash Rp 2,1 T dari keuangan maskapai itu.
Kuasa hukum dua anak usaha Bhakti Investama yakni PT Global Transport Service (GTS) dan Bright Star Perkasa (BSP), Hotman Paris Hutapea didampingi Direktur Keuangan Adam Air Gustiono Kustianto mengungkapkan perihal raibnya Rp 2,1 triliun itu.
Klien kami yakni PT GTS dan BSP tiba-tiba menemukan pelanggaran maha besar berupa kehilangan uang cash, ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Gedung Summitmas I lantai 18, Jalan Sudirman, Jakarta.
Menurut Hotman, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2006 ada dana cash sebesar Rp 130 M, kemudian kliennya menyetor dana segar Rp 157,5 M ditambah hasil penjualan tiket dan kargo sebesar Rp 1,8 T. Sehingga seharusnya ada dana Rp 2,1 triliun di cash AdamAir.
Gustiono juga mengungkapkan soal ada konsultan independen dari AS yakni Marsh yang melakukan audit interim risk assessment di Adam Air, namun karena hasilnya dinilai mengecewakan maka dipecat oleh keluarga pemilik lama.
Ketika dikonfirmasi masalah ini, Dirut Adam Air, Adam Suherman membantah hal tersebut. Tidak ada itu, tegasnya.
Pada kesempatan itu Adam Aditya Suherman justru minta wartawan bertanya ke Direktur Keuangan Adam Air Gustiono Kustianto.Mengenai Rp 2,1 triliun, tanyakan kepada Direktur Keuangan, kemana perginya uang itu, ujar Adam.
Dalam kesempatan itu, Adam juga mengungkapkan bahwa sampai saat ini manajemen Adam Air belum menerima bentuk dokumen legal yang menyatakan pengunduran diri dari GTS dan BSP dari AdamAir.
Sementara berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Ditjen Perhubungan Udara bersedia menjadi fasilitator untuk penyelesaian para pemegang saham Adam Air untuk kepentingan pihak ketiga dan para karyawan.(be-on/BE/jpnn)sisa postingan sampai selesai

No comments: