Thursday, March 27, 2008

Rp 3 M Tak Jelas, Di Kejati Kontraktor Diancam Bunuh!

Dari hasil pemeriksaan saksi kasus 12 paket proyek PBA (Penanggulangan Bencana Alam) Dinas PU Provinsi yang dilakukan secara konfrontir oleh tim Kejati Bengkulu kemarin, pihak kejaksaan menemukan adanya pengeluaran sebesar Rp 3 M-- dari dana keseluruhan proyek PBA dengan nilai Rp 7,8 M--, atas nama Kadis PU Provinsi Ir H Zulkarnain Mu'in MT yang tak jelas peruntukannya.
Temuan ini diperkuat setelah tim Kejati memeriksa rekening giro melalui cek milik PU Provinsi. Di potongan cek tersebut tertera ada pengeluaran Rp 3 M atas nama Zulkarnain Muin, Kadis PU Provinsi.
Diketahui, dalam APBD tahun 2007 proyek PBA memakan dana sebesar Rp 7,8 M yang terdiri dari 12 paket proyek. Dari 12 paket proyek tersebut diantaranya proyek pengerjaan drainase di Lempuing dan pengerjaan bronjong di Lubuk Sini, Lubuk Durian.
Ketika tim jaksa dengan koordinator Enang Sutardi SH MHum menanyakan terkait dengan pengeluaran tersebut kepada saksi-saksi, belum ada titik terang penggunaan dana sebesar itu. Sedangkan Kadis PU Ir Zulkarnain ketika ditanya tim jaksa tadi malam di Kejati Bengkulu membantah kalau dia telah menerima uang sejumlah tersebut.
Menurut Zulkarnain, kalau pun ada dalam potongan cek tersebut tertera namanya, yang menulis bukan dirinya. Melainkan Bendahara Dinas PU, Nurmalia.
Bohongi Jaksa
Mengetahui hal itu, tim kejaksaan pun kemudian langsung menanyakan kepada Nurmalia. Awalnya wanita itu mengaku dana tersebut belum dicairkan dan masih ada di Bank Bengkulu.
Untuk mengetahui hal itu, tim pun langsung mengecek ke Bank Bengkulu menanyakan terkait dengan Rp 3 M dana tersebut. Alhasil, tim mengetahui kalau dana proyek PBA tahun anggaran tahun 2007 tersebut sudah dicairkan 100% dengan nominal Rp 7,8 M. Pencairan tersebut dilakukan pada tanggal 24 Mei 2007 lalu.
Tak pelak, data yang diperoleh tim ini membuat beberapa saksi menjadi kebakaran jenggot, termasuk Bendahara Dinas PU Nurmalia. Namun, ketika ditanyakan lagi terkait dengan dana itu hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, tim belum menemukan titik terang.
Preman Berkeliaran
Tim Kejati Bengkulu kemarin kembali melakukan pemeriksaan saksi kasus PBA. Beberapa saksi yang diperiksa yakni Kadis PU Provinsi Bengkulu Ir H Zulkarnain Mu'in MT, Drs Syarifudin selaku Direktur CV Satya Nugraha Mulia yang menangani pengerjaan bronjong Lubuk Sini, Lubuk Durian, Sofyan Ilyas selaku PPTK, Yan Kalvin selaku Asisten Umum Dinas PU Provinsi dan Bendahara, Nurmalia.
Pantauan di lapangan, pemeriksaan yang berlangsung sejak sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB di Kejati Bengkulu tersebut berlangsung 'panas'. Ini setelah beberapa saksi yang diperiksa kemarin tampak terpojok dengan keterangan saksi lainnya.
Bahkan mulai sekitar pukul 19.00 WIB tadi malam, beberapa orang tidak dikenal berdatangan ke Kejati Bengkulu. Tidak hanya itu saja, selaku saksi dari pihak kontraktor, Syarifudin sempat diancam oleh preman.
Diancam Bunuh
Pengancaman tersebut bermula ketika tim Kejati terdiri dari Koordinator Enang Sutardi SH MHum dengan anggota Batman Wasil SH, Alamsyah SH dan Metrayanto tengah melakukan pemeriksaan saksi dengan cara mengkonfrontir. Setelah waktu jedah pemeriksaan selesai dan tim kejaksaan akan kembali memeriksa materi lain, tiba-tiba saksi Syarifudin dipanggil seorang pria untuk keluar dari ruangan pemeriksaan.
Waktu itu tim kejaksaan menyangka kalau orang yang memanggil Syarifudin itu kenal dengan Direktur CV Satya Nugraha Mulia. Sehingg mereka pun tak begitu menghiraukan.
Namun ketika berada di luar ruang pemeriksaan, saat bertemu dengan orang yang memanggil, Syarifudin ternyata tak kenal dengan orang tersebut. Bahkan saat bertemu dengan Syarifudin, pria itu mengancam akan membunuh kontraktor proyek bronjong itu. Tak hanya itu, sang pelaku pun sempat menodongkan senjata tajam ke perut Syarifudin.
Informasi yang berhasil diperoleh BE, aksi pengancaman yang dilakukan pelaku karena salah seorang saksi --dari pihak pelaku--, merasa tersudutkan dengan keterangan yang diungkapkan Syarifudin saat pemeriksaan sebelumnya.
Kajati Bengkulu Patuan Siahaan SH melalui Kasi Penkum Santosa Hadipranawa SH didampingi koordinator tim Enang Sutardi SH MHum membenarkan terkait dengan aksi pengancaman yang dilakukan pelaku.
Kami mengetahui hal itu, setelah saksi Syarifudin memberitahu tim. Terus terang saja, kami juga sempat kaget. Kok bisa-bisanya hal ini terjadi. Menurut keterangan Syarifudin, pengancaman tersebut dilakukan pelaku karena pelaku berada di pihak saksi yang lain yang merasa terpojokkan dengan keterangannya, ujar Santosa didampingi Enang.
Terkait dengan kejadian itu, Enang mengaku untuk pemeriksaan selanjutnya, pihaknya akan lebih mengetatkan barisan. Artinya, pihaknya akan menambah personil untuk pengamanan pemeriksaan. Sebab, semakin malamnya hari, kantor kita semakin banyak didatangi orang tidak dikenal. Tidak tau persis itu siapa, apakah preman atau siapa kami kurang begitu mengetahuinya, jelasnya.
Sayangnya, terkait dengan peristiwa yang dialaminya, Syarifudin terkesan enggan berkomentar. Biasalah, mungkin ada yang merasa terpojok dengan keterangan saya. Tapi terus terang saja, saya mengungkapkan sebenar-benarnya. Toh sebelum diperiksa saya disumpah dulu, ungkapnya.
Terima Rp 550 Juta
Di sisi lain, dalam pemeriksaan masih dengan cara mengkonfrontir, kemarin tim juga memeriksa terkait dengan pengerjaan proyek bronjong Lubuk Sini, Lubuk Durian yang dikerjakan CV Satia Nugraha Mulia.
Dalam keterangannya, direktur CV SNM, Drs Syarifudin mengaku hanya menerima dana Rp 550 juta dari nilai kontrak proyek senilai Rp 1.281.601.000. Sedangkan dana sisanya dengan jumlah Rp 731.301.000 belum diterimanya dan bahkan tidak dipertanyakannya kepada Dinas PU Provinsi. Hanya saja, karena untuk tahun anggaran 2007 Dinas PU sudah tutup buku, maka diyakini dana tersebut tidak akan bisa dicairkan lagi. Soalnya, menurut keterangan saksi Nurmalia, dananya sudah habis.
Mendengar keterangan dari saksi, timbul kecurigaan bagi tim. Sebab, selain proyek pengerjaan bronjong, pada pengerjaan proyek drainase, kejadian serupa juga terjadi. Jangan-jangan, memang ada kesepakatan keduabelah pihak untuk menyerahkan sebagian dana tersebut ke pihak Dinas PU. Namun, walaupun tim sudah berusaha keras untuk menggali informasi tersebut, lagi-lagi tim menemui kendala.
Baik Kadis PU, bendahara dan saksi lainnya mengaku tidak mengetahui kemana dana tersebut diselewengkan. Menariknya, dalam kwitansi yang ditandatangani saksi Syarifudin dana senilai Rp 1.281.601.000 tersebut sudah dicairkan seratus persen. Dari keterangan tersebut, tim memperoleh data ada kwitansi yang ditandatangani tersebut merupakan kwitansi fiktif.
Saksi 3 Gedung 'Ngejim'
Sementara itu, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, Koordinator tim Kejati Enang Sutardi SH MHum juga memeriksa Direktur PT Sulasco, Andi Baso Incek yang menangani pembangunan 3 gedung milik Pemkot (kecuali pondasi dan kolom, red)--DPRD Kota, Bappeda Kota dan Kimpraskot--, yang ada di kawasan Bentiring. Hanya saja, dalam perjalanannya pemeriksaan tersebut 'ngejim' alias tidak bisa dilanjutkan.
Sebab, setelah 6 pertanyaan yang diberikan jaksa pemeriksa, saksi pun tidak bisa menjawab. Alasannya, karena ketika pengerjaan proyek 3 gedung milik Pemkot tersebut, saksi mengaku dia belum menjabat sebagai Direktur PT Sulasco. Untuk diketahui, pada saat pengerjaan proyek di Bentiring, PT Sulasco dipimpin oleh Syafrudin yang saat ini belum diketahui keberadaannya.
Dengan demikian, tim kemudian menghentikan pemeriksaan dan akan kembali dilanjutkan hari ini dengan saksi yang sama. Gimana mau diteruskan, baru pertanyaan umum yang ditanyakan saja saksi sudah tidak bisa menjawab. Untuk itu kita menunda dan pemeriksaan akan kembali dilakukan besok (hari ini, red) dengan saksi yang sama. Tentunya, kami meminta kepada saksi untuk melengkapi data yang kami perlukan, katanya (be-on/BE)

Read More.. Read More..

Badai, Tiang dan Gardu Listrik Roboh

Badai yang terjadi kemarin siang sekitar pukul 10.30 WIB di Kota Bengkulu menyebabkan 3 tiang dan 1 gardu listrik serta pohon roboh.
Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya saja rumah warga ada yang rusak.
Berdasarkan pantauan dilapangan, gardu dan tiang listrik yang roboh berada di RT 9 Pekan Sabtu--dekat kawasan Terminal Air Sebakul. Di kawasan itu juga terdapat pohon yang tumbang serta rumah warga yang atapnya beterbangan.
Salah seorang warga RT 9 Pekan Sabtu Kota Bengkulu Riduan saat ditemui BE mengatakan pada saat angin kencang terjadi, dia dan keluarganya tengah berkumpul di rumah. Sewaktu angin kencang datang, mereka kaget soalnya 5 lembar seng di rumahnya beterbangan.
Belum lepas rasa kaget, mereka dikejutkan dengan percikan api yang berasal dari tiang listrik yang ada di sebelah kanan rumahnya. Percikan api akibat tiang listrik itu bergoyang dengan kencang.
Takut tiang listrik roboh, Riduan sekeluarga langsung berlari ke tempat yang aman di belakang rumah. Saat berada di belakang rumah, Riduan sempat melihat percikan api berulang kali dari tiang listrik dan tak berapa lama kemudian melihat satu tiang listrik yang berada di simpang masuk Terminal Air Sebakul roboh dan kabel listik putus sambil mengeluarkan api.
Untungnya, menurut Riduan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hal ini disebabkan tak ada aktifitas warga di sekitar kawasan itu, selain itu kendaraan yang biasanya lalu lalang di kawasan ini juga tak tampak.
Dikatakan Riduan, dia dan warga sekitar TKP, tak berani membereskan kabel dan tiang listrik yang melintang jalan. Selain takut tersengat listrik, mereka juga takut dituduh mencuri kabel.
Barulah setelah ada mobil PLN serta pihak Pemkot datang, mereka membantu petugas menyingkirkan tiang listrik, kabel serta pohon yang tumbang.
Stop Melaut
Sementara itu Kepala BMG Provinsi Bengkulu Fahmiza SE melalui staf teknisi Edi Warsudi mengatakan badai yang terjadi kemarin siang bersifat temporary. Kecepatan badai itu sekitar 30 knot.
Diungkapkannya, prakiraan secara umum, cuaca normal. Dimana hujan berawan dengan kecepatan angin 5- 20 knot.
Hanya saja dalam beberapa hari ini tinggi gelombang cukup membahayakan di sekitar Samudera Hindia dan Pulau Enggano, ketinggiannya berkisar 3-5 meter. Sehingga masyarakat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas melaut sampai kondisi normal. Kita sarankan untuk berhenti sejenak untuk melakukan aktifitas dilaut hingga tanggal 30 Maret. Soalnya gelombang laut cukup tinggi, katanya (be-on/BE)

Read More.. Read More..

Monday, March 24, 2008

2 Siswa SMKN 3 Curup Diseret Ombak, 1 Raib

Dua siswa kelas I SMKN 3 Talang Ulu, Curup, Rejang Lebong (RL) bernama Wahyu (17) warga Jl Iskandar Ong, Kota Curup dan Jeri (17) warga Desa Cawang diseret ombak Pantai Panjang, Kota Bengkulu.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Jeri berhasil diselamatkan oleh seorang nelayan bernama Buyung (43) warga Jalan Gang Swari RT 6 No 36 Anggut Atas, Kota Bengkulu dan pelatih renang bernama Abbas (37). Sedangkan Wahyu tak berhasil diselamatkan. Hingga berita ini diturunkan Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap siswa SMKN 3 Curup tersebut.
Menurut informasi, tragedi yang dialami siswa SMKN 3 Curup itu berawal ketika Wahyu bersama Jeri dan dua siswa kelas I SMKN 3 Curup lainnya, Rolly (16) warga Pal Batu dan Doris (17) warga Desa Teladan bolos sekolah. Dengan menggunakan 3 sepeda motor, keempat pelajar itu berangkat ke Pantai Panjang, Kota Bengkulu.
Menurut teman korban, Rolly mereka bolos sekolah sekitar pukul 10.30 WIB. Usai istirahat pertama kami bolos sekolah. Tujuan kami pergi ke Pantai Panjang. Kami pergi tanpa sepengetahuan orang tua dan pihak sekolah, ungkapnya saat ditemui BE di Mapolsek Ratu Samban.
Diceritakan Rolly, mereka langsung meluncur dari sekolah menuju Pantai Panjang. Mereka tiba di tempat tujuan sekitar pukul 14.30 WIB.
Waktu tiba di objek wisata itu--tepatnya di depan eks Lapangan Bola Pantai Panjang tak jauh dari Simpang Hotel Horizon dan tanda larangan mandi-mandi--, 4 siswa SMKN 3 Curup itu langsung menuju ke tepi pantai. Setelah turun dari motor, mereka langsung menggantikan seragam sekolah dengan pakaian bebas yang memang sudah dipersiapkannya dari rumah.
Tak lama kemudian, keempatnya langsung bermain dan mandi di tepian pantai. Bahkan, mereka tak segan-segan sembari bermain langsung menuju ke jarak yang lebih jauh dari bibir pantai.
Setelah sekitar 1 jam lebih asyik mandi di kawasan wisata itu, dua diantara 4 siswa tersebut yakni Rolly dan Doris langsung pergi ke tepi pantai dan mengganti baju mereka yang basah dengan pakaian sekolah yang masih kering. Setelah itu, keduanya langsung meluncur menggunakan sepeda motor dan bermaksud jalan-jalan di sepanjang ruas jalan kawasan Pantai Panjang tersebut. Sedangkan Wahyu dan Jeri memutuskan untuk kembali mandi.
Sebenarnya waktu itu kami sudah memutuskan untuk berhenti mandi dan bermaksud berkeliling Pantai Panjang untuk jalan-jalan. Hanya saja, waktu saya sudah mengganti baju, Wahyu kemudian mengajak Jeri untuk mandi lagi. Saat itu, dia bilang mau bilas badannya karena masih banyak pasir yang menempel, jelas Rolly.
Namun, setelah sekitar 10 menit berkeliling di ruas jalan kawasan wisata itu, tiba-tiba Rolly melihat kedua temannya sudah diseret arus hingga ke tengah laut-- sekitar 150 meter dari bibir pantai. Waktu melihat itu, saya langsung berteriak dan langsung meminta Doris untuk segera menolong kedua teman kami itu. Sedangkan saya meminta pertolongan warga yang ada di sekitar lokasi dan melaporkan kejadian ini ke polisi, imbuhnya.
Ditolong Warga
Di tengah kecemasan kedua ABG itu, nelayan bernama Buyung dan pelatih renang bernama Abbas yang berada di sekitar TKP, langsung memberikan pertolongan kepada Jeri dan Wahyu yang terseret ombak.
Buyung dan Abbas dengan menggunakan sebilah bambu berukuran 2 M, berhasil menarik Jeri ke tepi pantai. Sayangnya, ketika Buyung dan Abbas bermaksud menyelamatkan Wahyu, korban pun sudah tak kelihatan lagi. Dia sudah tenggelam.
Menurut Abbas saat ditemui BE, ketika kejadian di tengah duduk santai di salah satu warung tak jauh dari TKP. ''Saat kejadian saya melihat orang timbul tenggelam di laut. Saya lihat tangannya menggapai-gapai ke atas meminta pertolongan,'' ujar Abbas.
Melihat pemandangan memilukan itu, pelatih renang itu langsung membuka pakaiannya dan terjun ke laut bersama nelayan bernama Buyung. Sebelumnya, pemilik warung memberikan bambu sepanjang dua meter kepada Buyung.
Oleh Buyung bambu itu diberikannya kepada Abbas.
Saat tiba di tengah, Abbas yang hanya melihat satu orang saja berhasil melemparkan bambu kepada Jeri. Bambu yang dilemparkan berhasil dipegang Jeri. Sedangkan Wahyu saat itu tak kelihatan oleh Abbas.
Selanjutnya berpegangan pada bambu, Jeri didorong ke tepi oleh Abbas. Saat mendorong Jeri ke tepi, sebenarnya Abbas sempat kesulitan. Soalnya ombak waktu itu cukup besar.
Namun karena Abbas merupakan pelatih renang berpengalaman, dia berhasil menyelamatkan Jeri.
'Begitu sampai di tepi, anak yang saya selamatkan (Jeri, red) sempat berkata Bang Tolong Teman Saya. Tapi sayang, karena saya tak melihatnya, saya tak bisa menolong. Kalau saya lihat, pasti bisa di tolong,'' katanya.
Sementara itu, Jeri yang berhasil diselamatkan dalam kondisi lemas dan shock, dibawa ke Mapolsek Ratu Samban. Tak lama kemudian anggota Polsek Ratu Samban dan Polres Bengkulu, Tim SAR, PMI dan Pramuka datang melakukan pencarian.
Hal senada diungkapkan Buyung. ''Saat kejadian saya mau memasang jaring. Memang biasa mencari ikan di Pantai Panjang. Melihat ada anak menggapai-gapai minta tolong, saya bersama Abbas menyelamatkan anak itu,'' ujar warga Jalan Gang Swari RT 6 No 36 Kelurahan Anggut Atas itu.
Sebenarnya menurut Buyung, teman Jeri dan Wahyu sudah menolong, tapi tidak berhasil. Selanjutnya kita memberikan pertolongan. Tapi hanya berhasil menyelamatkan satu orang, terang Buyung yang mengaku telah menyelamatkan puluhan orang tenggelam di Pantai Panjang.
Ketiga pelajar itu tampak begitu shock. Terlebih bagi Jeri, usai kejadian itu dia hanya bisa terbaring di salah satu ruangan yang ada di Mapolsek, tanpa satu patah pun keluar dari mulutnya.
Ngebet ke Pantai
Sementara itu, menurut penuturan Rolly dan Doris, rencana untuk pergi ke pantai itu memang keluar dari pikiran Wahyu. Bahkan, sudah beberapa hari terakhir, Wahyu terus mengajak mereka untuk pergi ke Pantai Panjang. Bahkan sudah sejak seminggu lalu, Wahyu sudah mengajak kami ke Pantai Panjang. Saya sebenarnya sudah menolak dan mengatakan kalau keberatan untuk pergi ke Pantai Panjang. Sebab, saya sendiri tidak tahu jalan ke Kota Bengkulu. Tapi, Wahyu mengaku tahu dan kami pun kemudian menyepakatinya, terang Rolly.
Orang Tua di Jawa
Masih menurut penuturan Rolly dan Doris, sudah sekitar seminggu ini orang tua Wahyu, Taufik dan istrinya pulang ke Jawa. Sedangkan rumahnya yang ada di Jl Iskandar Ong hanya ditunggu oleh Wahyu dan saudaranya saja.
Sudah seminggu ini orang tuanya memang pulang ke Jawa. Mungkin, karena itu pula Wahyu nekat mengajak kami ke Pantai Panjang karena orang tuanya tidak ada di rumah, tegasnya.
Belum Ditemukan
Di sisi lain, tidak berapa lama setelah peristiwa itu diketahui aparat kepolisian, SAR dari Polres BU, Polair Polda Bengkulu dan PMI (Palang Merah Indonesia) serta Satpol PP Pemprov Bengkulu, hingga tadi malam masih berupaya melakukan pencarian. Dengan menggunakan perahu karet, gabungan SAR pun langsung terjun ke TKP dan melakukan pencarian dengan menggunakan alat deteksi. Sesaat sebelumnya, beberapa anggota SAR juga melakukan pelacakan dengan menggunakan teropong. Hanya saja, kerja keras ini rupanya belum menuai hasil. Terlebih kondisi air laut masih pasang, tim SAR pun mengalami kendala dalam melakukan pencarian.
Kepsek SMAN 3 Panik
Menariknya, di tengah kepanikan warga dan ketiga korban yang selamat, tiba-tiba muncul serombongan Kepala Sekolah (Kepsek) yang bertugas di Rejang Lebong. Tak kurang dari 10 orang Kepsek tersebut kemudian langsung mendatangi TKP guna mencari kebenaran tersebut. Sebab, berdasarkan informasi awal puluhan Kepsek tersebut, keempat korban adalah siswa SMA 3 Curup. Sedangkan sebenarnya keempat korban tersebut merupakan siswa SMK 3 Curup.
Kami barusan saja pulang dari Diknas Provinsi untuk mengurus soal try out. Tapi, ketika kami bermaksud pulang dan sudah sampai di Kelurahan Surabaya Kota Bengkulu, kami mendapat informasi kalau ada siswa SMA 3 yang tenggelam di Pantai Panjang. Selaku Kepsek, terus terang saja saya panik dan kami pun memutuskan untuk memutar haluan menuju Pantai Panjang, ujar Drs Syafewi, Kepala SMAN 3 Curup.
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Curup Drs Yulius ketika dikonfirmasi BE kemarin sore membenarkan terkait dengan ketiga siswanya yang tenggelam. Ya, saya sudah mendapat infonya. Saat ini, kami juga dalam perjalanan menuju Pantai Panjang dan berusaha menghubungi keluarga para korban, ujarnya.(be-on/BE)

Read More.. Read More..

Jenazah Pemuda Sumber Jaya Ditemukan Terapung di Laut

Setelah terapung-apung selama sekitar 24 jam di laut, salah seorang korban tenggelam Syamsudin Siregar alias Ucok Siregar (26) warga Jl Ir Rustandi Sugiarto RT 10 No 4 Sumber Jaya, Kota Bengkulu ditemukan. Sedangkan korban tenggelam di Pantai Tanjung Genting, Teluk Sepang lainnya, Ucok Nias (27) warga Simpang Lampu Merah Km 8 Jl P Natadirja hingga berita ini diturunkan masih dalam pencarian Tim SAR.
Mayat Syamsudin itu diketemukan pertamakali oleh nelayan bernama Manto (45) dan Arfan (50) --keduanya warga Teluk Sepang--, sekitar pukul 13.00 WIB di laut Tanjung Genting atau sekitar 20 Km dari pertamakalinya korban tenggelam.
Karena jenazah berada di tengah laut, Tim SAR terpaksa menjemput dengan speedboat. Jenazah sendiri baru tiba di pinggir pantai sekitar pukul 16.30 WIB.
Begitu tiba di TKP, petugas identifikasi Polres Bengkulu langsung melakukan pemeriksaan. Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan.
Orang tua kandung Syamsudin saat ditemui BE, Marasamin Siregar mengaku sangat terpukul atas kejadian ini. Dengan nada sedih, lelaki itu mengungkapkan terima kasih kepada nelayan yang telah menemukan anaknya. Walaupun dia sendiri menyayangkan kinerja Tim SAR.
Dari tadi mulai tenggelamnya anak saya hingga ditemukan anak saya, saya tak melihat tim SAR untuk turun melakukan pencarian ke laut. Mereka terkesan lamban, ungkapnya.
Sementara itu, menurut saksi mata, Jefri (17) tragedi yang dialami Syamsudin alias Ucok Siregar dan Ucok Nias berawal ketika sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (23/3) rombongan Ucok terdiri dari 8 pria --terdiri dari Syamsudin alias Ucok Siregar, Ucok Nias, Rahmat alias Joker, Jimi, Ajis, Adek, Jepri dan Yayan--, serta 6 orang perempuan-- Tina, Farida, Meme, Yurna, Mita dan Yeyen--, jalan-jalan ke sekitar Pantai Tanjung Genting. Mereka berangkat dengan menggunakan angkot dan sepeda motor.
Tiba di pantai, Rahmat alias Joker, Jimi, Ajis, Adek, Jepri dan Yayan serta Tina, Faridah, Meme, Yurna, Mita dan Yeyen langsung bermain air di pinggir pantai. Sedangkan Ucok Siregar dan Ucok Nias berada di atas sepeda motor.
Namun ketika melihat Jepri terseret arus, Ucok Siregar dan Ucok Nias langsung memberikan pertolongan. Sialnya, Jepri berhasil diselamatkan, keduanya malah terseret arus.
Kapolres Bengkulu AKBP H Sutardjo melalui Kapolsek Kampung Melayu Iptu Purwanto mengatakan hingga saat ini Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap Ucok Nias. Sedangkan Ucok Siregar berhasil ditemukan.
Pencarian terkendala oleh tingginya gelombang pasang dan cuaca buruk. Rencananya, pencarian akan kita lanjutkan esok hari (hari ini, red), terangnya.(be-on/BE)

Read More.. Read More..

Sunday, March 23, 2008

Tenggelam di Sungai Talo, Satu Tewas Satu Pingsan

Setelah tenggelam sekitar 2 jam di Sungai Talo Desa Kampai Kecamatan Talo, Seluma, Eddy Susanto (23) warga Jalan Manggis RT 18 RW 6 Panorama Kota Bengkulu akhirnya ditemukan dalam keadaan sudah jadi mayat. Sedangkan temannya, Adi yang ikut terseret arus berhasil diselamatkan.
Tenggelamnya pemuda itu berawal sekitar pukul 15.00 WIB Kamis (20/3), Eddy bersama 5 temannya yaitu Sutrisno, Supriadi, dan Rison, dan Adi --semuanya warga Kota Bengkulu--, setelah jalan-jalan ke Talo--dalam rangka liburan--, bermaksud mencuci motor di sungai Talo, tepatnya di hulu jembatan Kampai.
Sebelum mencuci motor, mereka kemudian melepas baju. Tetapi masih memakai celana jeans.
Namun Adi dan Eddy urung mencuci motor. Tapi keduanya bermaksud untuk mandi di sungai yang berarus deras.
Kedua pemuda ini kemudian mulai mandi tetapi mereka tidak menduga kalau sungai Talo arusnya deras serta dalam. Karena tak bisa berenang, keduanya kemudian terseret ke arus.
Ironisnya, 4 kawannya mereka yang lain tak bisa menyelamatkan keduanya. Pasalnya mereka tak bisa berenang. Mereka hanya bisa menjerit minta tolong.
Sementara itu, saat mendengar teriakan minta tolong, Rio (19), warga Kampai yang kebetulan nongkrong di atas jembatan Kampai langsung berlari turun ke sungai dan mencoba menolong kedua pemuda itu. Rio berusaha menolong Eddy dan Adi, tetapi karena arus sungai sangat deras dia hanya mampu menarik Adi yang sudah pingsan ke pinggir sungai. Sedangkan Eddy tidak mampu dia selamatkan yang kemudian tenggelam.
Di sisi lain, warga Desa Kampai, Desa Serambi Gunung dan Desa Masmambang langsung heboh ketika mendengar kabar ada orang tenggelam di sungai mereka berduyun-duyun datang, ada yang membantu mencari korban dan ada hanya menonton saja dari atas jembatan. Bahkan, pengendara motor dan mobil yang kebetulan melintas di jembatan Kampai juga sempat berhenti untuk menonton pencarian korban.
Sementara, warga Kampai dibantu anggota Polsek Talo langsung terjung ke sungai untuk mencari tubuh Edy. Sementara Adi yang pingsan, Sutrisno, Supriadi, dan Rison langsung dievakuasi ke rumah Yulius di Desa Serambi Gunung.
Penyisiran dilakukan mulai dari korban tenggelam tepatnya di bawah jembatan Kampai, sampai 50 M ke hilir. Pasalnya, lokasi sungai yang dalam hanya berada di bawah jembatan sedangkan di hilir sudah dangkal. Dengan menggunakan perahu dari ban dalam mobil serta menggunakan jala, warga mulai mengaduk-aduk sungai, Bahkan ada yang nekat menyelam untuk mencari mayat korban.
Setelah sekitar 2 jam, pencarian warga dan polisi membuahkan hasil. Tepatnya sekitar pukul 16.55, warga yang berdiri di tepian sungai yang kebetukan menonton pencarian korban, melihat mayat korban tertelungkup di dasar sungai yang airnya cukup jernih itu. Nah itu badannyo, ujar warga tersebut sambil menunjuk ke dasar sungai.
Muharram (35), warga Kampai yang ikut mencari korban langsung terjun ke sungai dari menarik jenazah korban. Kemudian, dibantu warga lainnya tubuh Eddy yang sudah lunglai itu dibawa ke tepian.
Di tepi sungai, warga masih mencoba memompa dada korban serta mengangkat tubuh korban dengan kondisi kepala di bawah kaki di atas untuk memastikan apakah korban masih hidup atau tidak. Tetapi ternyata yang keluar malah darah dari mulut korban. Saat diangkat, korban masih mengenakan celana jeans warna biru tetapi tidak memakai baju. Saat itu kunci kontak motor masih tersimpan dalam saku depan celana korban.
Kemudian dengan menggunakan mobil warga setempat, mayat korban dibawa ke Puskesmas Masmambang untuk dilakukan visum et repertum. Usai divisum, korban langsung dibawa ke rumah kakak sepupunya, Yulius di Desa Serambi Gunung. Setelah itu baru dibawa ke rumah duka di Kota Bengkulu.
Kapolsek Talo AKP Joko S ketika dikonfirmasi membenarkan adanya warga Bengkulu yang tewas tenggelam. Dia mengakui kalau salah seorang anggotanya juga ikut membantu pencarian terhadap korban.
Liburan, Sementara, kakak sepupu korban yaitu Yulius (40), di Desa Serambi Gunung Talo mengungkapkan, korban bersama kelima temannya datang ke rumahnya pada Rabu lalu untuk berlibur.
Kemudian esok harinya, Eddy dan kawan-kawan berpamitan kepada kakaknya untuk jalan-jalan sekaligus mau mencuci motor di sungai Talo Desa Kampai, yang jaraknya sekitar 2 KM dari Desa Serambi Gunung.
Waktu itu, Yulius sudah memperingatkan supaya Eddy dan kawan-kawan tidak usah mandi di sungai mengingat sudah beberapa orang warga yang hanyut dan kemudian tenggelam di tempat itu. Saat mereka pamitan, saya sudah peringatkan supaya tidak mandi. Tetapi namanya anak muda, mereka masih juga masih mandi, terang Yulius saat ditemui BE di Puskesmas Masmambang. (be-on/BE)

Read More.. Read More..

Polda Ringkus 56 Bandit Kakap

Jajaran Polda Bengkulu berhasil mencatat prestasi gemilang! 56 tersangka pencurian dengan pemberatan (curat) berhasil diringkus. Tak hanya itu dari tangan 56 tersangka tersebut polisi juga berhasil mengamankan barang bukti (BB) senilai puluhan juta rupiah. Beberapa BB yang berhasil diamankan yakni 17 unit sepeda motor, 2 ekor hewan ternak, 11 unit HP berbagai merek beserta 91 kartu perdana, 1 unit DVD Player, 2 unit komputer, 1 unit laptop, 1 buah linggis, 10 slop rokok dan uang tunai senilai Rp 17 juta.
Kapolda Bengkulu Brigjend Pol Sudibyo SMIK melalui Wadir Reskrim AKBP R Sunanto MM dan Kabid Humas AKBP Bambang Ponco SH mengungkapkan penangkapan terhadap 56 tersangka tersebut merupakan hasil Operasi Curat Rafflesia 2008 dalam satu bulan terakhir. 56 tersangka masih kita amankan untuk diproses sesuai hukum, tegasnya.
Dikatakan, dari sekian banyak tersangka dan Polda Bengkulu berhasil mengamankan 4 tersangka berikut BB, Polres Bengkulu berhasil meringkus 12 tersangka berikut BB, Polres Rejang Lebong mengamankan 6 tersangka berikut BB, Polres Bengkulu Utara berhasil mengamankan 9 tersangka berikut BB, Polres Bengkulu Selatan mengamankan 5 tersangka berikut BB, Polres Mukomuko 1 tersangka berikut BB, Polres Seluma 1 tersangka dan BB, Polres Kaur 11 tersangka berikut BB dan Polres Lebong nihil. Khusus Polres Lebong, karena memang tindak kejahatan di wilayah itu cukup terkendali, katanya.
Masih menurut Bambang, sejauh ini kasus Curat memang menjadi perhatian serius bagi jajaran Polda Bengkulu. Sebab, aksi kejahatan tersebut memang sudah sangat meresahkan masyarakat. Kasus Curat memang saat ini sudah menjadi trend bagi para penjahat. Hal ini tampak dari tingginya angka Curat di Bengkulu. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan waspada terhadap aksi kejahatan ini. Terkait dengan hal itu, selaku aparat kepolisian, kami pun berusaha menekan angka tersebut dengan melakukan operasi semacam ini. Hasilnya cukup memuaskan, terang Bambang.(be-on/BE)
56 Bandit Berhasil Diringkus Jajaran Polda
(Spesialis Curat)


Nama Kesatuan Jumlah Tersangka Barang Bukti
-Polda Bengkulu 4 orang -1 unit DVD Player
-2 unit komputer
-1 unit laptop
-2 unit sepeda motor

-Polres Bengkulu 12 orang -10 slop rokok
-Uang tunai Rp 4 juta
-9 unit HP berbagai merek
-91 buah kartu perdana
-Uang tunai Rp 13 juta
-1 buah linggis
-1 buah tas
-13 unit sepeda motor

-Polres RL 6 orang -
-Polres BU 9 orang -1 unit sepeda motor RX King
-Polres BS 5 orang -1 unit sepeda motor
-1 unit HP Nokia
-2 ekor sapi
-Polres Kepahiang 7 orang -
-Polres Lebong NIHIL -
-Polres Mukomuko 1 orang -
-Polres Seluma 1 orang -
-Polres Kaur 11 orang -
TOTAL 56 Tersangka

Read More.. Read More..

3 Konsultan Pengawas Diperiksa

Pemeriksaan terhadap saksi terkait kasus 3 kantor milik Pemkot--DPRD Kota, Bappeda Kota dan Kimpraskot--, berlanjut. Hari ini, pihak tim Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu akan memeriksa konsultan pengawas 3 gedung terlibat dalam pembangunan 3 kantor di kawasan Bentiring itu.
Tiga konsultan pengawas itu diketahui bernama Ir Endri Agus Tomo-- konsultan pengawas dari CV Gading yang menangani pembangunan gedung DPRD--, Ir Sofyan Hosen--konsultan pengawas CV Eka Sakti yang menangani pembangunan gedung Bappeda--, dan Ir Samson H --konsultan pengawas CV DP Konsultan yang menangani pembangunan gedung Kimpraskot.
Kajati Bengkulu Patuan Siahaan SH melalui Kasi Penkum Santosa Hadipranawa SH didampingi Koordinator Tim Enang Sutardi SH MHum dan anggota Batman Wasil SH ketika ditemui membenarkan terkait dengan rencana pemeriksaan saksi tersebut. Ketiga saksi tersebut rencananya akan diperiksa sekitar pukul 10.00 WIB hari ini dan akan menghadap salah satu anggota tim, Yudi Istono SH.
Prioritas
Dikatakan, pengusutan dan penuntasaan kasus dugaan penyelewengan dalam pembangunan 3 gedung Pemkot tersebut menjadi prioritas utama bagi kejaksaan. Untuk itu, walau kemarin hari libur, tim kejaksaan tetap ngantor guna mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemeriksaan saksi hari ini. Kenapa kasus ini prioritas, sebab selain dana yang diperuntukkan dalam pembangunan 3 gedung itu cukup besar, diduga dalam pembangunan 3 gedung tersebut juga terdapat penyelewengan yang melibatkan banyak orang, terangnya.
Dari dana yang demikian besar itu juga, lanjutnya, diduga penyelewengan yang dilakukan juga cukup banyak.
Masih menurut Santosa, dalam pemeriksaan saksi tersebut pihaknya akan meminta keterangan terkait dengan produk pengawasan yang telah dilakukan ketiga konsultan pengawas tersebut. Hal ini tentu saja yang berkaitan temuan tim dalam cek fisik yang dilakukan beberapa waktu lalu, tegasnya.
Dalam cek fisik beberapa waktu lalu, tim menemukan adanya indikasi penyimpangan. Diantaranya bangunan pondasi dan kolom ketiga kantor tersebut, tak sesuai dengan desain bestek yang telah ditentukan. Termasuk diantaranya yang tidak sesuai dengan RAB (Rancangan Anggaran Biaya), imbunya.
Mekanisme Tender
Tim Kejati bukan hanya akan mengusut adanya indikasi penyimpangan terkait dengan bangunan, melainkan tim juga tengah berupaya mengusut mekanisme tender yang dilakukan dalam pembangunan 3 kantor itu. Mekanisme tender tetap akan kita usut. Apakah nantinya ada penyimpangan dan metode apa yang dilakukan, kita akan sesuaikan dengan Keppres yang mengaturnya, jelas Santosa.
Untuk mengetahui apakah ada penyimpangan dalam hal mekanisme tender, lanjut Santosa didampingi Enang, pihaknya akan memeriksa beberapa saksi yang terkait dengan panitia pengadaan. Dari hasil pemeriksaan itu nantinya, akan kita cocokkan dengan keterangan yang kita peroleh dari lapangan, ujarnya.
Lalu, seperti apa mekanisme tender dilakukan sesuai dengan data yang dikantongi pihak Kejati?
Sayangnya, terkait dengan hal ini, Santosa enggan untuk berkomentar banyak. Itu nantilah, yang pasti kita tidak akan mengusut mekanisme tender kalau tak ada indikasi penyimpangan, kilahnya.(be-on/BE)

Read More.. Read More..